Kamis, 29 Mei 2014

PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN


PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN

A.     Pengertian Pendidikan
Dalam arti sederhana, pendidikan yang sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan lain. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang-orang dewasa agar ia menjadi dewasa (betanggung jawab) atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi  dalam arti mental yang diperoleh melalui pemahaman terhadap unsur-unsurnya.
1.      Batasan tentang pendidikan
Pendidikan sifatnya sangat kompleks sehingga tidak memiliki batasan dalam mengartikannya dan menjelaskan arti pendidikan secara lengkap. Ada beberapa batasan pendidikan pendidikan yang berbeda berdasarkan fungsinya yaitu:
a.       Pendidikan sebagai proses transformasi budaya
b.      Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi
c.       Pendidikan sebagai proses penyiapan warga Negara
d.      Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja
e.       Definisi pendidikan menurut GBHN
2.      Tujuan dan proses pendidikan
Tujuan pendidikan bersifat abstrak, umum, ideal, dan kandungannnya sangat luas. Tujuan umum perlu dirinci sehingga menjadi tujuan yang lebih khusus dan terbatas agar mudah direalisasikan di dalam praktek.
a.       Fungsi tujuan bagi pendidikan
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu pendidikan memiliki beberapa fungsi tujuan yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan, sebagai titik akhir, sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain dan mamberikan nilai pada usaha yang dilakukan.
b.      Tujuan pendidikan berdasarkan tingkatnya
Pada umumnya, tujuan pendidikan itu bertingkat-tingkat. Mulai dari tingkat paling atas yaitu tujuan pendidikan nasional sampai pada tingkat paling dasar atau pelaksanaan di kelas yaitu tujuan instruksional. Menurut tingkatnya, tujuan pendidikan itu tersusun sebagai berikut:
1.      Tujuan umum pendidikan nasional
2.      Tujuan institusional
3.      Tujuan kurikuler
4.      Tujuan instruksional
Tingkat-tingkat atau hierarki tujuan pendidikan dapat disusun dengan bagan sebagi berikut:
Tujuan umum pendidikan nasional
Tujuan pendidikan untuk semua jenis dan jenjang pendidikan: umu, kejuruan, dasar, menengah, tinggi, non-formal atau PLS
Tujuan institusional
Tujuan umum untuk: pendidikan dasar, pendidikan  menengah, pendidikan tinggi, PNF/PLS
Tujuan intruksional
Tujuan program pengajaran bidang studi tertentu pada kelas I, II, III, IV, V, VI SD, kelas I, II, III untuk SLTP dan SLTA.
                                               
Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu segi kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya. Kedua segi tersebut satu sama lain saling bergantung.
c.       Macam-macam tujuan pendidikan
Seorang ahli pendidikan Langeveld mengemukakan macam-macam tujuan pendidikan yaitu tujuan umum / akhir atau lengkap / total, tujuan khusus, tujuan tak lengkap, tujuan sementara, tujuan insidentil, dan tujuan intermedier.
3.      Fungsi pendidikan
Fungsi pendidikan dalam arti sempit (mikro) adalah membantu (secara sadar) perkembangan jasmani dan rohani peserta didik.
Fungsi pendidikan secara makro (luas) adalah sebagai alat pengembangan pribadi, pengembangan warga negara, pengembangan kebudayaan, dan pengembangan bangsa.
4.      Pentingnya pendidikan
Pentingnya pendidikan dilihat dari beberapa aspek yaitu:
a.       Segi anak: anak adalah makhluk yang sedang tumbuh, oleh karena itu pendidikan penting sekali karena mulai sejak bayi belum dapat berbuat sesuatu untuk kepentingan dirinya.
b.      Segi orang tua: karena pendidikan dorongan orang tua yaitu hati nuraninya yang terdalam yang mempunyai sifat kordrati untuk mendidik anaknya baik dalam segi fisik, social, emosi, maupun intelegensinya.
5.      Konsep pendidikan sepanjang hayat (PSH)
PSH bertumpu pada keyakinan bahwa pendidikan itu tidak identik dengan persekolahan, PSH merupakan sesuatu proses bersinambungan yang berlangsung sepanjang hidup. PSH bukan suatu sistem pendidikan yang berstruktur melainkan suatu prinsip yang menjadi dasar yang menjiwai seluruh organisasi sistem pendidikan yang ada.
6.      Kemandirian dalam belajar
Konsep kemandirian dalam belajar bertumpu pada prinsip bahwa individu yang belajar hanya akan sampai kepada perolehan hasil belajar, mulai keterampilan, pengembangan penalaran, pembentukan sikap sampai kepada penemuan diri sendiri, apabila ia mengalami sendiri dalam proses perolehan hasil belajar tersebut. Konsep kemandirian dalam sebagimana dikemukakan itu membawa implikasi kepada konsep pembelajaran, peranan pendidik khusunya guru dan peranan peserta didik.
7.      Peserta didik
Peserta didik dalam usia dan tingkat kelas yang sama bisa memiliki profil materi pengetahuan yang berbeda-beda. Hal ini tergantung kepada konteks yang mendorong perkembangan seseorang:
a.       Lingkungan dimana peserta belajar secara kebetulan dan kadang-kadang disini mereka belajar tidak berprogram.
b.      Lingkungan belajar dimana peserta didik belajar secara sengaja dan dikehendaki.
c.       Sekolah didik dimana peserta didik belajar mengikuti program yang ditetapkan.
d.      Lingkungan pendidikan optimal, di sekolah yang ideal dimana peserta dapat melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) sekaligus menghayati / mengimplikasikan nilai-nilai.
B.     Unsur-unsur Pendidikan
Proses pendidikan melibatkan banyak hal, yaitu peserta didik, pendidik, interaksi edukatif, tujuan pendidikan, materi/isi pendidikan, dan konteks yang mempengaruhi pendidikan.
Ciri atau unsur umum dalam pendidikan yaitu:
a.       Pendidikan mengandung tujuan yang ingin dicapai yaitu individu yang kemampuan-kemapuan dirinya berkembang sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidupnya sebagai seorang individu, warga negara atau warga masyarakat.
b.      Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan perlu melakukan usaha-usaha yang disengaja dan berencana dalam memilih isi (materi), strategi kegiatan, dan teknik penilaian yang sesuai.
c.       Kegiatan tersebut dapat diberikan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat, pendidikan formal dan non-formal [ditjen Dikti, 1983 / 1984: 20].
C.     Pendidikan sebagai Sistem
1.      Pengertian sistem
Sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan integral dari sejumlah komponen dimana komponen-komponen tersebut saling berpengaruh satu sama lain dengan fungsinya masing-masing yang terarah pada pencapaian satu tujuan (yaitu tujuan dari sistem).
Jenis dalam sistem  pendidikan nasional terdiri dari pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah, sedangkan jenjang pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan perguruan tinggi.
2.      Analisis sistem dalam pendidikan
Prinsip utama dari penggunaan analisis sistem ialah bahwa kita dipersyaratkan untuk berpikir secara sistematik, artinya kita harus memperhitungkan segebap komponen yang terlibat dalam masalah pendidikan yang akan dipecahkan.
3.      Keterkaitan antara pengajaran dan pendidikan
a.       Pengajaran dan pendidikan dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan satu sama lain, masing-masing saling mengisi.
b.      Pembedaan dilakukan hanya   untuk kepentingan analisis agar masing-masing dapat dipahami lebih baik.
c.       Pendidikan modern lebih cenderung mengutamakan pendidikan, sebab pendidikan membentuk wadah, sedang pengajaran mengusahakan isinya.
4.      Pendidikan prajabatan dan pendidikan dalam jabatan sebagai sebuah sistem
Pendidikan prajabatan berfungsi memberikan bekal secara formal kepada calon pekerja dalam bidang tetentu dalam peeriode waktu tertentu sedangkan pendidikan dalam jabatan bermaksud memberikan bekal tambahan kepada orang-orang yang telah bekerja berupa penataran, kurus-kursus, dan lain-lain.

5.      Pendidikan formal, non-formal, dan informal sebagai sebuah sistem
Pendidikan formal, non-formal, dan informal dapat dibedakan tetapi sulit dipisahkan karena keberhasilan pendidikan dalam arti terwujudnya keluaran pendidikan yang berupa sumber daya sangat tergantung kepada sejauh mana ketiga sub-sistem tersebut berperanan.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Nur Ubiyati. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Hasbullah. 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Ihsan, Fuad. 2008. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sahabuddin. 2007. Belajar dan Mengajar. Makassar: Badan penerbit UNM
Tirtaraharja, Umar dan La Sulo. 2010. Pengantar Pendidikan. Makassar: Badan penerbit UNM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar